Love Story
Fase 1: Dulu kami hanya dua nama dalam keramaian yang sama, tak saling sapa, tak saling tahu—hingga waktu dan takdir menjawabnya.
Fase 2: Ketika semesta memberi petunjuk, kami tak lagi menutup mata. Dengan pelan, dengan gugup, kami mulai menyapa dan membuka cerita.
Fase 3: Dua kepala, dua sifat—kadang membentur, kadang melelahkan. Tapi kami sepakat, tak akan membiarkan satu malam pun tanpa saling memaafkan.
Fase 4: Menunggu itu tak mudah, tapi kami tahu: tak ada yang lebih indah dari satu janji yang diucap di waktu yang tepat.
Fase 5: Kami pernah lelah di perjalanan, kami pernah ragu
di persimpangan. Tapi kini, kami memilih berjalan
bersama—dalam satu arah, satu genggaman,
menuju satu tujuan.